Langsung ke konten utama

Kapasan manggarasau

Waktu itu, di suatu rumah.
Langit malam semakin kelam, semakin larut.
Yang ada di rumah ialah Baginda Raja, Baginda Ratu, Aku, Adikku, dan Beti (si kucing manja yang amat lucu)
Jam didinding menunjukkan pukul 23:45 sudah menjelang larut malam.
Kami berempat bukanlah anggota F4 .Tapi kami sedang menunggu kepulangan sang abang yang sedang keluar rumah bersama teman-teman alumni SMK nya.
Semakin lama dan semakin malam. Rintikan hujan jatuh kebumi dan membasahi atap-atap manja rumah kediaman kami.
Lalu Baginda Raja mulai angkat bicara.
"ini sudah semakin larut, tapi anak sulung kita masih belum pulang, Ratu hatiku, permaisuri, belahan jiwaku, bagaimana kalau kita tidur saja. Cuaca semakin dingin, biarlah tugas berjaga malam ini kita serahkan kepada kurcaci kita"
Sang Baginda Ratu pun menjawab, "baiklah Kanda, memang waktu yang tepat untuk segera ke kamar dikala cuaca dingin seperti ini"
Aku, yang berada disamping Baginda Raja dan Ratu tanpa harus dijelaskan pun akan mengerti dan mengangguk, seolah memberi isyarat bahwa aku dan adikku yang akan berjaga sampai siputra sulung pulang.
30 menit berlalu, belum ada tanda-tanda kepulangan sisulung. Adikku yang mulai menguap seolah memberi sinyal bahwa dia telah mengantuk.
Iya, benar saja, 15 menit berlalu dan dia selalu saja menguap, lalu dia meminta izin kepadaku untuk tidur duluan.
"kakakku yang tercantik dan termanjaa, bolehkah aku tidur duluan? mata inu sudah menyerah, dia lelah seharian, izinkanlah dia istirahat"
Dan, Aku mengangguk. Masih ada Beti disamping menemaniku. Ternyata salah, ketika sang adik berjalan ke kamar, betipun jua ikut berjalan ke kamar.
Sudah 1 jam semenjak adikku pergi tidur, aku mulai mencari cemilan di kulkas dan beti pun terbangun dan segera kearahku, sungguh kucing pamintak.
30 menit kemudian, abangku pulang, aku segera membukakan pintu dan dia memasukkan motor kerumah.
Kala itu aku melihat kucingku seolah sedang bergelut dengan binatang lain. Lalu ku mendekat untuk melihat. Alangkah terkejutnya aku ketika ku lihat binatang itu ialah induk lipan.
Tanpa sadar aku pun teriak..
"aaaaaaa kapasan bang, kapasaann" kataku geli sambil berlari ke kamar.

Abangku yang sigap lalu mengambil senjata untuk melumpuhkan musuh.

Sepertinya pertarungannya amat sengit, hingga memakan waktu 15 menit. Setelah itu abangku memberi tahu bahwa induk lipan itu sudah tak berdaya.

"Adinda Adikku terimut, keluarlah sekarang. Tak apa, tak perlu takut, sudah tak ada lagi yang mengganggumu"

Lalu, aku pun keluar dalam keadaan sangat santai dan elegan

Komentar