Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

16.8

16 agustus. Hari ini aku ambil jadwal libur, izin sih. Demi menemani dia, teman masa kecilku. Aku masih belum banyak bercerita, masih mendengarkan kebiasaan dia selama di Malaysia, kebiasaan dia dengan teman sekamarnya, teman kerjanya, dan pacarnya. Menemani dia yang niatnya berbelanja ke pasar, katanya mau beli celana, jilbab, liat sepatu, jacket, dan pakaian dalam. Ternyata wanita memang begitu, niatnya 100%, niatnya aja, belinya enggak. Ya sama sih, aku kadang juga gitu,"kadang". Selama di jalan dia bercerita tentang banyaknya rencana yang ia susun dengan Neneknya, "andai Nenek masih ada, pasti nanti akan makan ini sama Nenek, beli ini sama Nenek, jalan-jalan ke sini sama Nenek, beliin Nenek ini, dimasakin Nenek ini" Aku hanya mendengarkan, aku tidak merasakan jadi dia yang membuatku berlinang, dia lebih sakit dari aku, namun dia mencoba untuk tidak menangis, dia hanya bercerita layaknya menceritakan kisah cintanya sambil sesekali masih tersenyum, ya, aku tau ...

15.8

15 agustus. Puluhan bulan telah usai, lupa jika awalnya amat canggung melepas, canggung dengan ketiadaan, canggung tak ada yang mengoceh lagi. Namun semua usai, penantian telah habis, dia kembali. Semenjak Mei tahun 2016 dan sekarang puluhan bulan berlalu dia masih sama, hanya badannya saja semakin kurus, logat bicaranya berbeda, suaranya sedikit hilang. Dia tak sakit, sebelum kepulangan dia sempat konflik dengan orang di dermaga. dia masih sama, manja seperti tahun 2016 lalu dan tahun sebelum sedewasa ini. Dia masih sama, tak ada yang berbeda.

Meninggal

Penyejuk. Pendamai. Penenang. Penyemangat. Penerang. Pelipur hati. Damailah, tentramlah. Sekarang tak ada yang mengusik lagi, kau tak perlu memikirkan banyak persoalan. Tenanglah. Tak ada cerita yang perlu kau tampung, tak ada masalah yang kau selesaikan. Wahai jiwa yang lemah. Belajarlah untuk kuat tanpa siapapun, kokohlah seperti inginnya. Wahai perasaan yang masih melayang. Kembalilah ke awalmu, kembalilah menjadi sosok yang tak memiliki rasa. Hambar.

Lima bulan lalu

Hati. Kapan kau berencana untuk sembuh? Tak perlu bergegas pindah, setidaknya kau sembuhlah. Karna cerobohnya kau, semua dilibatkan. Kau yang mengundang, banyak korban karnamu. Sembuhlah, fisikku tak kuat dengan ini. Aku tak memaksamu pindah dengan cepat, seperti dia. Namun aku ingin kau sembuh, kuatlah seperti dulu. Ini memasuki masa ke 30 ( 18 ) namun kau masih seperti ini, tak bisakah menuruti bencinya? Hati, mataku lebam. Ini ulahmu, jadi cukupkan saja semua. Hati, sudahlah. Ini sudah menjelang lima di bulan lalu.